Sewaktu
menghadiri launching sebuah produk, para undangan dihibur dengan sebuah
pertunjukkan sulap, sewaktu menghadiri pesta perkawinan para tamu dihibur
dengan pertunjukkan sulap, sewaktu menghadiri acara ulang tahun para tamu
dihibur dengan pertunjukkan sulap.
Artinya
sulap ditonton karena ada bukan karena ingin ditonton, mereka akan tetap datang
meskipun tidak ada sulap didalam susunan acara. Dan kondisi ini menghasilkan attitude (sikap) yang berbeda pada para penonton sulap itu. Dan ini berbeda dengan
sikap penonton yang memang datang dan membayar untuk menikmati sulap, tentunya
penonton ini sudah memberikan dirinya untuk mengapresiasi pertunjukkan sulap
tersebut.
Pada pertunjukkan
sulap sebagai pengisi acara akan ditemui sikap penonton yang
bermacam-macam, ada yang menikmati, ada yang setengah-setengah menikmati, ada
yang tidak menikmati, ada yang tadinya ingin menikmati dan akhirnya berbalik
tidak menikmati dan bahkan ingin mengganggu dan ada yang memang dari awal
berniat mengganggu. Semua sikap itu timbul bisa karena penonton sendiri atau
timbul karena pesulapnya sendiri.
Pesulap
tidak bisa mengharapkan penontonnya untuk menikmati pertunjukkannya bila memang
pertunjukannya itu tidak layak untuk dinikmati dan sebaliknya, sebaik apapun pertunjukkan
itu bila penonton katakanlah semuanya mabuk tetap saja tidak ada yang
menikmati.
Muncul
pertanyaan: Bila pertunjukkannya sudah layak untuk dinikmati, penontonnya kondusif
tapi kok responnya tidak seperti yang diharapkan? Apakah penonton tidak
mengapresiasi pertunjukkan kita?
Memang tidak
ada yang salah dengan mengharapkan respon yang antusias dari penonton. Dan sangat
menggembirakan hati bila kita mendapat apresiasi katakanlah standing applause dari penonton. Tapi bukan
berarti kita harus mengemis tepuk tangan dari penonton.
Bentuk respon
penonton dibawah ini sering disalah artikan sebagai penonton yang tidak
apresiatif.
1. Penonton yang diam.
Diam disini bukan berarti penonton ini tidak menikmati,
bahkan mungkin saja kediamannya itu adalah sebagai akibat keterpanaannya, apa
yang disaksikannya membuat dia terpaku dan tidak tahu harus bagaimana.
2. Penonton yang bingung
Pernahkan waktu kita sedang bercerita lucu, semua tertawa
mendengar cerita itu tapi ada satu orang yang diam karena masih mencerna isi
cerita tersebut? Hal ini juga berlaku disulap, penonton yang diam dan tidak
memberikan reaksi bisa berarti kalau dia sedang bingung, dia tidak mengerti apa
yang dilihatnya, mungkin dia masih berpikir “tadi kartu dimasukkan ketengah
atau memang masih diatas ya..??”
Kebingungan ini bukan karena dia tidak ingin menikmati, tapi
mungkin di tengah proses penonton ini terdistraksi sehingga dia kehilangan
suatu bagian dari proses.
Menurutku
apapun apresiasi penonton tidak menjadi masalah selagi penonton memang
menikmati pertunjukkan. Dan tidak pada tempatnyalah kalau kita meminta penonton
untuk bertepuk tangan setelah efek selesai atau mengajak penonton untuk
bertepuk tangan ditengah-tengah proses (misalnya dengan memukulkan telapak
tangan ke lengan). Kalau kita memang layak diapresiasi maka penonton akan
memberikan apresiasi itu dengan cara mereka dan bukan dengan cara yang kita
mau.
Dan bagiku
salah satu bentuk apresiasi itu adalah penonton itu tidak pernah melupakan apa yang telah dilihatnya
pada saat pertunjukkan. Dia akan menceritakan pada semua orang tentang yang
dirasakannya, apakah itu besoknya, minggu depannya, tahun depannya, abad
depannya. Dia akan menceritakan setiap detilnya karena kita telah menjadi momen
indah dalam perjalanan hidupnya.
Kata-Kata
kunci Hari ini:
3 comments:
In Indonesia, the hardest part of magic is not in the trick, but in the audience. Tingkat apresiasi yang dimiliki kebanyakan masyarakat kita masih cukup rendah Pak Jonas, jadi secara general, tepuk tangan yah tetap tepuk tangan, that's it. Terlepas apa motif mereka tepuk tangan, yah tetep aja kedengeran.
hahahahahaha...
@galis; Justru yg paling susah dalam magic performance bukan audience, but the performance from the magician him self. Bad presentation from the magician it can ruin the whole act.
@Dr...baru sempet liat2 nihh blog..butuh lebih banyak gerilyawan seperti anda di dalam magic industry ini!
cheers to life and magic!
Best,
Oge arthemus
Post a Comment