4.8.13

Melupakan



Sewaktu menghadiri launching sebuah produk, para undangan dihibur dengan sebuah pertunjukkan sulap, sewaktu menghadiri pesta perkawinan para tamu dihibur dengan pertunjukkan sulap, sewaktu menghadiri acara ulang tahun para tamu dihibur dengan pertunjukkan sulap.

Artinya sulap ditonton karena ada bukan karena ingin ditonton, mereka akan tetap datang meskipun tidak ada sulap didalam susunan acara. Dan kondisi ini menghasilkan attitude (sikap) yang berbeda pada para penonton sulap itu. Dan ini berbeda dengan sikap penonton yang memang datang dan membayar untuk menikmati sulap, tentunya penonton ini sudah memberikan dirinya untuk mengapresiasi pertunjukkan sulap tersebut.

Pada pertunjukkan sulap sebagai pengisi acara akan ditemui sikap penonton yang bermacam-macam, ada yang menikmati, ada yang setengah-setengah menikmati, ada yang tidak menikmati, ada yang tadinya ingin menikmati dan akhirnya berbalik tidak menikmati dan bahkan ingin mengganggu dan ada yang memang dari awal berniat mengganggu. Semua sikap itu timbul bisa karena penonton sendiri atau timbul karena pesulapnya sendiri.

Pesulap tidak bisa mengharapkan penontonnya untuk menikmati pertunjukkannya bila memang pertunjukannya itu tidak layak untuk dinikmati dan sebaliknya, sebaik apapun pertunjukkan itu bila penonton katakanlah semuanya mabuk tetap saja tidak ada yang menikmati.

Muncul pertanyaan: Bila pertunjukkannya sudah layak untuk dinikmati, penontonnya kondusif tapi kok responnya tidak seperti yang diharapkan? Apakah penonton tidak mengapresiasi pertunjukkan kita?

Memang tidak ada yang salah dengan mengharapkan respon yang antusias dari penonton. Dan sangat menggembirakan hati bila kita mendapat apresiasi katakanlah standing applause dari penonton. Tapi bukan berarti kita harus mengemis tepuk tangan dari penonton.
Bentuk respon penonton dibawah ini sering disalah artikan sebagai penonton yang tidak apresiatif.

1.      Penonton yang diam.
Diam disini bukan berarti penonton ini tidak menikmati, bahkan mungkin saja kediamannya itu adalah sebagai akibat keterpanaannya, apa yang disaksikannya membuat dia terpaku dan tidak tahu harus bagaimana.

2.      Penonton yang bingung
Pernahkan waktu kita sedang bercerita lucu, semua tertawa mendengar cerita itu tapi ada satu orang yang diam karena masih mencerna isi cerita tersebut? Hal ini juga berlaku disulap, penonton yang diam dan tidak memberikan reaksi bisa berarti kalau dia sedang bingung, dia tidak mengerti apa yang dilihatnya, mungkin dia masih berpikir “tadi kartu dimasukkan ketengah atau memang masih diatas ya..??”
Kebingungan ini bukan karena dia tidak ingin menikmati, tapi mungkin di tengah proses penonton ini terdistraksi sehingga dia kehilangan suatu bagian dari proses.

Menurutku apapun apresiasi penonton tidak menjadi masalah selagi penonton memang menikmati pertunjukkan. Dan tidak pada tempatnyalah kalau kita meminta penonton untuk bertepuk tangan setelah efek selesai atau mengajak penonton untuk bertepuk tangan ditengah-tengah proses (misalnya dengan memukulkan telapak tangan ke lengan). Kalau kita memang layak diapresiasi maka penonton akan memberikan apresiasi itu dengan cara mereka dan bukan dengan cara yang kita mau.

Dan bagiku salah satu bentuk apresiasi itu adalah penonton itu tidak pernah melupakan apa yang telah dilihatnya pada saat pertunjukkan. Dia akan menceritakan pada semua orang tentang yang dirasakannya, apakah itu besoknya, minggu depannya, tahun depannya, abad depannya. Dia akan menceritakan setiap detilnya karena kita telah menjadi momen indah dalam perjalanan hidupnya.

Kata-Kata kunci Hari ini:


Make your magic memorable 



3 comments:

Galis Sakti said...

In Indonesia, the hardest part of magic is not in the trick, but in the audience. Tingkat apresiasi yang dimiliki kebanyakan masyarakat kita masih cukup rendah Pak Jonas, jadi secara general, tepuk tangan yah tetap tepuk tangan, that's it. Terlepas apa motif mereka tepuk tangan, yah tetep aja kedengeran.

Unknown said...

hahahahahaha...

TRILOGY.MAGIC said...

@galis; Justru yg paling susah dalam magic performance bukan audience, but the performance from the magician him self. Bad presentation from the magician it can ruin the whole act.
@Dr...baru sempet liat2 nihh blog..butuh lebih banyak gerilyawan seperti anda di dalam magic industry ini!

cheers to life and magic!

Best,
Oge arthemus