22.7.13

Keindahan




Baru saja pulang dari Blitz Megaplex Pacific Place menyaksikan Film 3D "Swan Lake", sebuah film pertunjukan ballet.

Cerita Swan Lake yang mengambil latar belakang kerajaan di Jerman itu mengisahkan tentang Ratu Odile yang disihir oleh Von Rothbart menjadi angsa. Sang Ratu hanya bisa berwujud manusia antara tengah malam sampai fajar. Kutukan ini hanya bisa berakhir kalau ada seorang laki-laki yang mau mengikrarkan janji cinta sejati abadi.

Pangeran Siegfried yang akan berusia 21 tahun diminta menikah oleh ibunya. Di tengah kebingungan, sang pangeran memutuskan untuk berburu ke danau angsa. Saat akan memanah buruannya, sang pangeran melihat sosok Odile dari kejauhan. Terpesona dengan keanggunan Odile, sang pangeran pun jatuh cinta padanya. Mereka pun sering bertemu di danau angsa saat tengah malam hingga fajar menyingsing.

Pada hari ulang tahun Pangeran Siegfried tiba, sang pangeran mengundang Odile ke istana. Namun Von Rothbart yang murka karena mengetahui pangeran jatuh cinta pada Odile, menyandera Sang Ratu Angsa dalam sangkar besi. Memanfaatkan keadaan yang ada, Von Rothbart menyihir wajah anaknya Odette menjadi seperti Odile. Pangeran pun terpesona dengan kecantikan Odette yang misterius serta menggoda.

Pangeran yang termakan tipu daya Von Rothbart pun mengira Odette adalah Odile, terlanjur bersumpah menikahi Odette. Pengkhianatan ini mengunci nasib Sang Ratu Angsa, Odile yang melemah tubuhnya karena sihir Von Rothbart pergi ke danau angsa dengan kesedihan yang mendalam.

Pangeran yang akhirnya sadar termakan tipu daya Von Rothbart pun menyusul Odile ke danau angsa dan meminta maaf kepada Odile. Odile berkata, dia tidak punya pilihan selain bunuh diri karena pada akhirnya dia pasti akan mati karena mantra Von Rothbart. Pangeran pun menyatakan ia akan ikut mati bersama Odile.



Von Rothbart pun muncul untuk mencegah pangeran bersatu dengan Odile namun dua sejoli itu telanjur menceburkan diri ke danau. Mantra Von Rothbart pun patah, kekuasaannya hancur. Dia juga menjadi saksi roh Pangeran Siegfried dan Odile naik ke langit, bersatu dalam kehidupan setelah kematian.
Begitulah kira-kira kisah dari film itu yang aku pahami
Kenapa pahami? Karena di film tersebut tidak ada sepatah katapun yang terucap alias silence act. Cerita diatas disampaikan hanya melalui gerakan tubuh dan raut wajah si pemain ditambah dengan ilustrasi musik yang baik.

Di sulap, terdapat aliran manipulasi yang biasanya di tampilkan secara silent act. Seperti disinggung di post sebelumnya (Bisa Merusak). Pesulap-pesulap tangguh yang mengambil aliran ini sering berakhir menjadi Props Demonstrator. Maksudnya adalah rutin yang ditampilkan secara silent act tidak menceritakan apapun selain hanya sebuah peragaan alat sulap saja –biasanya tongkat, payung, burung-. Setelah pesulap ini main, yang dipahami oleh penonton adalah berapa banyak payungnya, berapa banyak tongkatnya, berapa banyak burungnya. Itu saja.

Buatku sehebat apapun skill dari si pesulap itu, dia tidak akan pernah menampilkan sebuah keindahan. Karena tidak ada makna apapun di dalam permainannya.

Pernah disurabaya, seorang pesulap menampilkan rutin linking ring didepanku dan orang tuanya, psesulap itu bermain dengan baik, dengan skill yang baik. Sewaktu kami sedang menyaksikan aku melihat rasa bangga terpancar diwajah si orangtua menyaksikan kehebatan anaknya. Setelah permainan selesai, si orang tua bertanya kepadaku dengan bangganya, “bagaimana pak? hebat ya..”. dan aku menjawab, “ini adalah salah satu permainan linking ring yang paling jelek yang pernah aku lihat!”. Si orang tua tentu saja emosi, mendengar anaknya dijelekkan. Tapi ga bisa marah, dia kemudian bertanya, “kalau begitu yang bagus bagaimana?’ tanpa menjawab, aku memanggil anaknya, dan membisikkan sesuatu kepadanya, setelah itu aku berkata ke orangtuanya,”mau tahu yang bagus bagaimana? Kita lihat minggu depan..”
Minggu depannya, si anak kembali bermain didepanku dan orangtuanya, dengan rutin yang sama seperti minggu lalu, dan setelah permainan selesai, dengan mata yang berlinang, si orang tua berkata,”Benar pak.. yang kemarin itu memang jelek, dan yang saya lihat sekarang adalah sebuah keindahan..” dan seperti biasa, aku hanya menanggapi dengan kesombongan,” itulah bedanya sebelum ketemu aku dan sesudah ketemu aku”.

Apa perbedaan dari kedua penampilan itu? Aku tidak merubah apapun di rutin si pesulap itu, aku hanya merubah pacing dan musik latarnya, tapi perbedaan terbesar adalah terltak dari apa yang ku bisikkan ke pesulap itu. Dan itu digabung dengan pacing, musik, gerak tubuh dan raut wajah yang sesuai melahirkan sebuah keindahan, dan keindahan itu akan menggugah emosi.

Kata-kata kunci hari ini.

Sulap bukan hanya urusan kemustahilan, dalam sulap juga ada keindahan.






No comments: